Selasa, 11 November 2014

TEORI – TEORI DALAM FILSAFAT

Refleksi kuliah Filsafat Pendidikan Matematika pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 bersama Prof. Marsigit di gedung D.01.204 kelas Pendidikan Matematika Internasional 2011.

TEORI – TEORI DALAM FILSAFAT
Nanda Putri Amalia [11313244012]

Objek filsafat adalah yag ada dan mungkin ada. Sehingga yang ada hadir dari sesuatu yang ada dan mungkin ada. Setiap yang ada dan mungkin ada mempunyai sifat. Sifat-sifat tersebut dapat bersifat intensif dan ekstensif. Contohnya adalah kerudung yang mempunyai sifat berwarna biru. Apabila diintensifkan terdapat biru satu, biru dua, biru tiga, dan seterusnya. Sedangkan apabila diekstensifkan contohnya kerudung tersebut mempunyai warna, harga, manfaat, merk, dll.
Sifat pada benda yang ada dan mungkin ada dapat bersifat tetap dan berubah. Contohnya sifat tetap yang ada pada diri kita adalah yang ada di dalam pikiran. Sedangkan yang berubah adalah yang berada di luar pikiran. Contohnya, adalah angka empat yang ada di dalam pikiran kita. Yang tetap jumlahnya adalah satu, sedangkan yang berubah berjumlah banyak. Yang ada di luar pikiran kita, contohnya adalah empat kecil, empat besar, empat terbalik, dan lain-lain. Yang mempunyai sifat satu disebut filsafat monoisme, yang mempunyai dua disebut filsafat dualisme, dan yang mempunyai banyak sifat disebut pluralisme. Yang tetap menghasilkan filsafat remendasianisme. Dan yang berubah menghasilkan filsafat heraditosianisme. Kalau di dalam pikiran maka lahirlah filsafat idealisme. Tokohnya adalah Plato. Kalau di luar pikiran maka lahirlah filsafat realisme. Tokohnya adalah Aristoteles.
Sesuatu yang tetap itu bersifat analitik, yang berubah bersifat sintetik. Analitik hukumnya identitas atau tautologi, sedangkan sintetik hukumnya kontradiksi. Yang tetap itu terbebas dari ruang dan waktu. Yang berubah itu terikat oleh ruang dan waktu. Analitik itu bersifat apriori, sedang yang sintetik bersifat aposteriori. Jika di dalam pikiran itu artinya memakai rasio, maka muncul rasionalisme. Tokohnya adalah Rene Des Cartes. Yang berubah diluar pikiran adalah pengalaman, maka muncul empirisisme. Tokohnya adalah David Holmes.
Rene des Cartes mengatakan tiadalah ilmu jika tanpa rasio. Sedangkan sebaliknya, menurut David Holmes tiadalah ilmu jika tidak ada pengalaman. Masing-masing paham ini mempunyai pengikut dan mempunyai partai. Aspek dari rasionalisme yaitu ragu-ragu (skeptisisme) dan konsisten (koherentisme). Sedangkan aspek dari empirisisme adalah metode penemuan (sciencetificisme) dan korespondenisme.
Untuk mengimbangi segala perbedaan dari rasionalisme dan epirisisme, maka lahirlah seorang tokoh yang netral yaitu Immanuel Kant. Immanuel Kant mengatakan bahwa  ada kesombongan pada diri Rene des Cartes karena mendewa-dewakan rasio. Begitu pula dengan David Holmes yang mendewa-dewakan pengalaman tapi meremehkan rasio.
Sekarang, apakah ada kemungkinan pengolahan dari keduanya yaitu analitik dan sintetik? Analitik aposteriori dan sintetik apriori, mana yang mungkin dan mana yang tidak mungkin? Analitik dan aposteriori itu beda hakekat, kalau analitik itu identitas, berarti mestinya dia bisa memikirkannya walupun belum mempunyai pengalaman akan hal itu. Sintetik dan apriori, sintetik itu dari peristiwa satu ke peristiwa berikutnya, apriori itu dipikirkan, inilah Immanuel Kant. Jadi, menurut Immanuel Kant itu ilmu adalah sintetik apriori. Karena dari pengalaman satu ke pengalaman yang lain, lahirlah pengetahuan, maka dari itu disebut intuitif, dan lahirlah intusionisme. Dari intuisi berdasarkan pengalaman maka terbentuklah ketegorisisme. Kategori adalah cikal bakal logika. Jadi logika itu ada kaitannya dengan pengalaman, dengan logika manusia bisa mencari pengalaman berikutnya. Inilah yang disebut metode hermenetika. Apa sifat dari logika? Logika adalah bersifat formal, maka lahirlah formalisme. Matematika juga formal, maka matematika bersifat aksiomatik atau dalil.
Matematika yang bersifat aksiomatik adalah matematika murni atau formal atau matematika pada perguruan tinggi. Berbeda dengan matematika untuk anak-anak. Kalau matematika untuk perguruan tinggi diberikan pada anak-anak maka akan memunculkan paham bahwa matematika begitu sulit untuk dicerna. Karena pada hakekatnya memang anak-anak belumlah siap dan belum waktunya untuk dijejali ilmu matematika pada tingkat yang tinggi.
Kembali pada hakekat manusia dalam lautan ide, yang diharapkan adalah sesuai dengan tatanan yaitu mulai dari yang paling bawah material, formal, normative, hingga spiritual. Namun, pada kenyataanya lautan ide kontemporer tidak seperti itu. Secara sisiologis tahapan perkembangan manusia dari yang paling bawah dimulai dari Archaic atau jaman manusia batu/purba. Di atas itu ada Tribal, manusia pada jaman ini sudah punya peralatan untuk menyokong kehidupannya, misalkan tombak. Kemudian di atas tribal ada tradisional. Tradisional itu manusia-manusia di jaman yang belum mengenal kecanggihan teknologi, belum mengenal komputer, handphone, dll. Tradisional kalau sudah dikuasai oleh motif, namanya feodal. Pada jaman feodal sudah ada teknologi, tapi teknologi tersebut yang menguasai orang, teknologi menguasai masyarakat, teknologi menguasai bangsa. Di atas feodal muncullah modern. Di dalam filsafat modern itu muncul pada zaman sebelum ada paham Des Cartes. Yaitu zaman yang disebut abad gelap. Abad gelap didominasi oleh gereja, tidak boleh seseorang mengklaim kebenaran kecuali atas restu gereja. Setelah jaman modern, muncullah post modern. Setelah post modern ada post post modern. Jaman kontemporer saat inilah yang disebut jaman post post modern atau yang disebut Power Noun. Filsafatnya meliputi kapitalisme, utilitarian, pragmatisme, materialisme, hedonisme.

Kita sebagai manusia diibaratkan sebagai ikan. Ikan tersebut berada pada lautan kontemporer. Dalam lautan ide atau gagasan. Ikan tersebut dapat mengembangkan sensornya untuk berpikir, dan berusaha untuk menjadi cerdas, ingin mengetahui segala macam air yang berasal dari banyak sumber dan mempunyai banyak rasa. Hal tersebut dilakukan ikan untuk menemukan kesejahteraan dirinya. Ikan tersebut juga berada pada muara pada gunung filsuf.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Ketidaktenangan Pikiran

Nanda Putri Amalia – Pendidikan Internasional - 11313244012

Refleksi perkuliahan pada hari Rabu, 15 Oktober 2014. Kuliah filsafat untuk Pendidikan Matematika Internasional 2011 dengan Profesor Marsigit.
Ketika kita berfilsafat, jangan sampai mempelajari filsafat mempengaruhi keyakinan kita. Yang seharusnya adalah ketika kita berfilsafat keyakinan dapat memberikan pengaruh yang baik. Ketika kita berfilsafat, sehendaknya keimanannya mempengaruhi pikirannya. Karena filsafat adalah pola pikir.
Bahasan filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada.Ketika kita bertanya di mana letak yang tidak ada, maka tidak ada itu ada, dan ada merupakan penyebab adanya yang lain. Ada merupakan unsur yang dapat mengadakan hal yang mungkin ada. Sehingga pada dasarnya tidak ada itu ada, hanya berbeda ruang dan waktunya.
Contoh yang mungkin ada adalah ketika profesor Marsigit akan memberitahukan nama cucunya kepada kita. Nama cucu profesor Marsigit merupakan hal yang mungkin ada dalam fikiran kita. Dan ketika profesor Marsigit memberitahukan nama cucu beliau, maka nama cucunya akan ada dalam fikiran kita, yaitu Queen Nabilla Isatunnisa.
Dengan belajar filsafat, kita sekaligus belajar untuk mencari hikmah. Belajar mengetahui hal-hal yang patut untuk kita syukuri. Dengan berfilsafat, kita akan berfikir dengan pikiran yang terbuka. Kita dapat menyadari betapa lembutnya ciptaan Tuhan, betapa hebatnya manusia yang merupakan ciptaan Tuhan dibandingkan hal lainnya yang merupakan ciptaan manusia.
Objek filsafat bisa saja berada di dalam fikiran dan di luar fikiran. Ketika kita telah melihat ballpoint berwarna hitam, dan ditanya apa warna ballpoint tersebut, maka kita akan menjawab bahwa ballpoint tersebut berwarna hitam. Hal tersebut dikarenakan ballpoint hitam tersebut telah berada dalam fikiran kita. Apa yang ada dalam pikiran kita disebut ideal (Plato) dan apa yang ada di luar pikiran kita adalah realis (Aristotles).


Dalam berfilsafat, yang dapat dilihat adalah kualitas satu. Sifatnya adalah yang ada dan yang mungkin ada. Dunia mempunyai dua prinsip, yaitu prinsip identitas dan prinsip kontradiksi (Imanuel Kant). Dimana prinsip identitas berarti aku adalah aku. Selama kita berfilsafat, sensitif dengan ruang dan waktu, maka tidak akan bisa kita menunjuk aku adalah aku. Maksudnya adalah aku tidak akan bisa menemukan dua macam aku. Aku yang sekarang ditunjuk berbeda dengan aku yang sebelumnya.
Hukum identitas aku adalah aku tidak akan pernah terjadi, itulah yang disebut kontradiksi. Karena di dunia tidak akan pernah sama antara subjek dan predikat. Misalkan subjek adalah diri kita, maka predikat adalah sifat kita. Misalkan, jilbab warna biru. Jilbab tidak mungkin sama dengan biru, karena jilbab memiliki sifat yang lain, seperti baru, lembut, mahal, dll. Apa yang dilihat pada jilbab, yaitu biru merupakan kualitas pertama.
Dalam kehidupan, ketidaktenangan merupakan hakekat hidup. Ketidaktenangan pikiran akan menghasilkan sebenar-benarnya ilmu. Ketika pikiran tidak tenang, maka thesis akan dicari anti-thesisnya. Sedangkan ketika pikiran kita tenang, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Pekerjaan yang ada dalam kehidupan menurut filsafat adalah thesis, sinthesis, dan anti-thesis.
Manusia dapat menemukan hakekat hidupnya dengan berbagai cara. Contohnya dengan pemikiran-pemikiran, dengan berpikir intuitif, memikirkan dalil-dalil dan lain-lain. 

Sabtu, 04 Oktober 2014

HAKEKAT FILSAFAT

Nanda Putri Amalia
11313244012
Pendidikan Matematika Internasional

Assalamu'alaykum wr.wb.
Saya akan merefleksikan ilmu yang saya dapatkan dari pertemuan kelas filsafat matematika pada tanggal 30 September 2014.
Berbicara tentang filsafat, filsafat merupakan sifat alamiah dari setiap manusia (nature). Hakekat dari filsafat adalah bertanya. Setiap kita sedang melakukan aktifitas bertanya, maka saat itu kita sedang berfilsafat. Oleh karena itu seringkali dibilang bahwa setiap manusia adalah seorang filsuf bahkan sedari kecil. Karena dengan bertanya, maka di saat itulah kita berfikir. Namun pertanyaan setiap manusia mempunyai dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman yang telah ia peroleh. Sehingga membuat tingkatan filsafat dari setiap manusia pun berbeda-beda.
Hakekat filsafat ini berhubungan dengan penerapan dari kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 13 terdapat 5 komponen pokok dimana salah satunya adalah "menanya". Namun, sebelum siswa masuk ke dalam kegiatan menanya, siswa diberi suatu pengalaman yaitu "mengamati". Dari situlah dimensi pertanyaan siswa terbentuk.
Kembali ke bahasan manusia sebagai seorang filsuf, manusia tidak akan bisa berhenti menjadi seorang filsuf. Karena pada dasarnya, bertanya adalah hakekat manusia itu ada. Tidak ada manusia yang berhenti bertanya, karena ketika mereka berhenti bertanya berarti mereka sudah merasa jelas akan suatu hal. Sedangkan tidak akan mungkin manusia mencapai kepuasan dimana mereka mengetahui betul akan sesuatu hal yang ia tanyakan. Contohnya ketika manusia memikirkan pensil, dan menanyakan satu pertanyaan "terbuat dari apa pensil ini?" maka akan muncul pertanyaan selanjutnya.
Ada tiga hal yang diketahui pikiran manusia dalam dunia ini:

  1. Hal yang kita tahu
  2. Hal yang kita tahu bahwa kita tidak tahu
  3. Hal yang kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu
Oleh karena itu tidak ada hal yang tidak ada di dunia ini, yang ada hanya kita belum tahu bahwa hal itu ada.
Alasan megapa kita harus mempelajari hakekat dari bertanya, atau filsafat, adalah agar kita mengetahui betapa pentingnya "bertanya", kita akan mengetahui mengapa kita harus bertanya, dan pertanyaan-pertanyaan yang kita tanyakan dapat meningkat dimensinya.
Sekian refleksi dari saya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu'alaykum wr.wb.

FILSAFAT SECARA UMUM

Nanda Putri Amalia
11313244012
Pendidikan Matematika Internasional


Assalamu'alaykum wr.wb.

Saya akan merefleksikan apa yang saya dapat dalam pembelajaran filsafat matematika pada pertemuan pertama dengan Prof. Dr. Marsigit, M.A pada tanggal 23 September 2014.
Filsafat bertujuan untuk merenungkan dan  merefleksikan (menjelaskan).
Metode-metode dalam filsafat adalah intesif yang berarti sedalam-dalamnya dan ekstensif yang berarti seluas-luasnya. Sedangkan objek dalam filsafat adalah yang ADA dan yang MUNGKIN ADA.
Hal yang mungkin ada dapat menjadi ada ketika kita mengadakannya. Salah satu contoh dari hal yang mungkin ada adalah permisalan manusia, rasio, dll. Dan tidak ada yang TIDAK ADA di dunia ini (dalam pembahasan filsafat). Pada dasarnya yang tidak ada adalah ketidakadaan itu sendiri.
Dari pembelajaran filsafat, kita dapat menyadari bahwa tidak ada hal yang tidak pantas untuk kita syukuri di dunia ini. Dengan filsafat membuat kita sadar untuk terus bersyukur. Contohnya dalah mensyukurinya kita diciptakan oleh Tuhan. Apa yang dibuat manusia tak ada yang sempurna. Sedangkan manusia yang diciptakan oleh Tuhan memiliki banyak sekali hal yang wajib untuk disyukuri. Sebaik0baiknya ciptaan manusia akan kalah sempurna dengan kita (manusia) yang mmerupakan ciptaan Tuhan. Salah satu contoh perbedaan smartphone dan manusia. Smartphone tdak akan bisa mengtransfer apa yang ada dalam dirinya pada smartphone lain sebelum menyalakan bluetooth. Sedangkan kita sebagai manusia, tanpa perlu menyalakan apa-apa kita sudah dapat bertukar fikiran.
Sekian refleksi dari saya terkait pembelajaran filsafat dengan Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Semoga dapat menjadi manfaat. Terimakasih.

Wassalamu'laykum wr.wb.

Selasa, 11 Februari 2014

LOMBA MENULIS "INDONESIA BARU"

Kompetisi Menulis Esai, Novel, Cerpen, dan Puisi “INDONESIA BARU”.

Content: Kompetisi Menulis Esai, Novel, Cerpen, dan Puisi “INDONESIA BARU”.
Poster Lomba Indonesia Baru 2014
Selamat datang 2014, selamat datang Pemimpin baru, jadikan tahun 2014 sebagai kemenangan Bangsa dan Negara, Selamat datang Indonesia Baru!!
Menjelang pemilu 2014, banyak kalangan yang bergeliat. Tentu saja pemilu merupakan kejadian yang amat menarik untuk ditulis, disimak serta diulas. Bukan hanya partai politik yang sibuk mempersiapkan diri untuk pemilu, namun banyak kalangan yang tertuju pada pemilu tahun 2014. Mulai dari pengamat politik yang sibuk memberikan analisa dan ramalan politik hingga para petani di sawah yang hanya sekedar bergosip politik. Kelompok masyarakat sipil pun seolah tidak ingin ketinggalan kereta, ada kelompok masyarakat yang sibuk menjual dukungan kepada parpol hingga aksi kritis pemuda-pemudi dan mahasiswa yang menuntut serta mengawal proses pemilu yang bersih, demokratis, dan berkualitas.
Sebagai bentuk manifestasi demokrasi, Praktisi Media mengharapkan Indonesia Baru bagi masa depan Bangsa, hakekatnya adalah sarana memberi legitimasi publik kepada para calon dan masyarakat luas melalui sebuah karya tangan-tangan penulis berupa Kompetisi Menulis Esai, Novel, Cerpen, dan Puisi dengan tema: “INDONESIA BARU“.
SYARAT UMUM PESERTA LOMBA MENULIS ESAI, NOVEL, CERPEN, DAN PUISI:
  • Peserta adalah warga negara Indonesia (WNI).
  • Usia peserta dibatasi minimal 16 tahun ke atas sesuai dengan identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), Kartu Mahasiswa, atau Kartu Pelajar.
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak dituntut memenuhi kaidah EYD namun dapat dipahami, serta diperbolehkan memergunakan kiasan asing namun sertakan glosarium.
  • Naskah wajib karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran.
  • Naskah yang sebelumnya sudah dipublikasikan di media cetak atau media elektronik diperbolehkan mengikuti lomba kecuali tidak sedang diikutkan dalam perlombaan serupa.
  • Peserta diperbolehkan mengikuti semua kategori dan dapat mengirimkan lebih dari 1 naskah setiap kategori.
  • Naskah yang dikirim menjadi milik panitia, dengan hak cipta tetap pada penulis.
  • Hak untuk mempublikasi tulisan sepenuhnya ada pada pihak praktisi media.
  • Naskah yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak akan disertakan dalam proses penjurian.
  • Dewan juri akan memilih naskah terbaik untuk masing-masing kategori yang akan dibukukan dalam buku antologi Indonesia Baru kecuali kategori novel yang akan dipublikasi per-karya.
  • Dalam penerbitan dan pubikasi, penyelenggara kompetisi berhak merevisi judul dan menyunting, tanpa mengubah isi.
  • Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat.
  • Peserta tidak diperkenankan adanya surat-menyurat baik dengan panitia ataupun dewan juri kecuali pertanyaan syarat dan ketentuan kompetisi yang belum dimengerti.
HADIAH PEMENANG LOMBA MENULIS ESAI, NOVEL, CERPEN, DAN PUISI:
Hadiah Lomba Menulis Esai:
  • Juara I: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 6.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara II: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 4000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara III: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 2.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • 3 Juara Favorit: Uang Pembinaan Rp. 500.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
Hadiah Lomba Menulis Novel:
  • Juara I: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 7.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara II: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 5000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara III: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 3.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • 3 Juara Favorit: Uang Pembinaan Rp. 500.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
Hadiah Lomba Menulis Cerpen:
  • Juara I: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 4.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara II: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 3.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara III: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 2.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • 7 Juara Favorit: Uang Pembinaan Rp. 250.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
Hadiah Lomba Menulis Puisi:
  • Juara I: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 3.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara II: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 2.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • Juara III: Kontrak Penerbitan + Uang Pembinaan Rp 1.000.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
  • 17 Juara Favorit: Uang Pembinaan Rp. 150.000 + Sertifikat + 1 Paket Buku “Indonesia Baru” (Antologi Esai, Cerpen, Puisi, dan 3 Novel Juara I, II, III).
Hadiah Lainnya:
  • Juara I, II, dan III untuk seluruh kategori akan mendapat kesempatan mengikuti Launcing Buku Indonesia Baru 2014. (tidak dapat diwakilkan, waktu pergelaran belum ditentukan).
*) Untuk semua peserta yang mengikuti setiap kategori akan mendapatkan e-Sertifikat keikutsertaan dalam kompetisi ini.
KETENTUAN LOMBA MENULIS ESAI, NOVEL, CERPEN, DAN PUISI:
  • Menulis sesuai tema ‘INDONESIA BARU’ dalam bentuk Esai, Novel (fiksi/non fiksi), Cerpen (fiksi/non fiksi), dan Puisi. Tema ini bersifat bebas dan/atau tidak mengikat, dapat menginspirasi khalayak luas.
  • Peserta yang telah melakukan pendaftaran dan memenuhi persyaratan akan diposting di www.online.praktisi.com
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia. Diketik rapi dengan komputer dengan format file Microsoft Word (.doc). Terdapat 4 Kategori Karya:
  1. Kategori Esai: panjang naskah antara 5-20 halaman A4, spasi 1, font: Times News Roman 12, margin by default.
  2. Kategori Novel: panjang naskah antara 80-200 halaman A4, spasi 1, font: Times News Roman 12. Sertakan sinopsis lengkap maksimal 2 (halaman A4), margin by default.
  3. Kategori Cerpen (fiksi/non fiksi) panjang naskah 5-30 halaman A4 dengan spasi 1, Font Times New Roman, ukuran 12 pt, margin by default.
  4. Kategori Puisi: panjang naskah 1-5 halaman A4 dengan spasi 1, Font: Times New Roman, ukuran 12 pt, margin by default.
  • Peserta dikenakan biaya pendaftaran sebagai berikut:
  1. Kategori Esai 1 naskah Rp. 50.000,-
  2. Kategori Novel 1 naskah Rp. 50.000,-
  3. Kategori Cerpen 1 naskah Rp. 20.000,-
  4. Kategori Puisi 1 naskah Rp. 15.000,-
  • Di transfer ke Rekening Bank BNI – 0203 409 478. a.n. Arfi Faizaty Azizah. (harap mencetak tanda bukti transfer/slip/struk untuk dilampikan pada saat pengiriman naskah) atau konfirmasi melalui isi email dengan format: [Nama peserta] – [Nama pemilik nomor rekening] – [Bank pengirim] – [Jumlah nominal yang dikirim] – [Waktu pengiriman] – [Jumlah dan kategori lomba yang diikuti].
  • Dalam pengiriman naskah, mohon memperhatikan ketentuan berikut:
  1. Email berisi 3 lampiran file, diantaranya: a. Formulir Pendaftaran dan surat pernyataan. Download di sini: goo.gl/6RYaeL ; b. Naskah Lomba Esai, Novel, Cerpen, Puisi (untuk kategori Novel juga melampirkan sinopsis). c. Bukti transfer/slip/struk yang sebelumnya sudah di scan/foto.
  2. Pada judul email diisi dengan format: [Kategori] – [Nomor telp/HP] – [Nama Lengkap Peserta]; Contoh: Cerpen – 02123456789 – Maudy Ayunda. (Satu email hanya untuk satu kategori naskah).
  3. Pada bagian isi email diisi dengan judul karya yang dikirim (sertakan konfirmasi transfer pendaftaran jika tidak melampirkan bukti transfer/slip/struk).*
  • Dikirim via email ke: event@praktisi.com
  • Peserta seluruh kategori diharap register di Sosial Media Indonesia atau www.praktisi.com serta mempublikasikan info lomba Indonesia Baru ini melalui blog/twitter/facebook peserta.*
  • Deadline seluruh naskah diterima paling lambat jam 23:59 WIB pada hari Senin, tanggal 15 Pebruari 2014.
  • Pengumuman pemenang pada hari Sabtu, 10 April 2014.
  • Info dan pertanyaan yang belum dimengerti dapat menghubungi panitia melalui email di:
  1. Raditya Sandi – kak_radit@praktisi.com
  2. Aliya Sukma – kak_aliya@praktisi.com
  3. Panitia KIB – info@praktisi.com
Sumber: http://online.praktisi.com/kompetisi-menulis-esai-novel-cerpen-dan-puisi-indonesia-baru/terbaru/versi-PO