Oleh: Nanda Putri Amalia
Guru SD Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto
Sumber: https://www.wyethnutrition.co.id/articles/stimulasi/si-kecil-makin-pintar-membaca-dengan-4-cara-menyenangkan-ini
LATAR BELAKANG
“Buku adalah jendela dunia.”
Istilah itu tentu sangat akrab di telinga kita. Mengapa buku dapat
menjadi jendela dunia? Tentu saja karena dengan membaca, kita akan mengetahui
banyak hal yang ada di dunia ini tanpa harus benar-benar melihat, merasakan,
ataupun terlibat langsung. Misalnya, kita dapat mengetahui informasi tentang
kutub utara tanpa kita harus merasakan hipotermia karena tertusuk dinginnya
suhu di bawah 0°.
Buku dapat mengantar kita menjelajahi ilmu dan pengetahuan yang ada di berbagai
negara bagian di luar sana.
Peran buku dalam kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi cara
berpikir masyarakat suatu negara. Baiknya sistem perbukuan di suatu negara tentunya
berbanding lurus dengan kemajuan suatu negara. Sistem perbukuan yang baik
tersebut berdampak pada kehidupan dan budaya membaca masyarakatnya. Tidak heran
kalau di negara maju, masyarakatnya gemar membaca. Bahkan membaca sudah menjadi
bagian dari gaya hidup dan budaya mereka.
Indonesia
sebagai negara berkembang memiliki permasalahan yang cukup memprihatinkan
dengan minat membaca masyarakatnya yang rendah. Berdasarkan studi "Most
Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central
Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan
menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis
berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, budaya
membaca memiliki peran yang cukup penting dalam memajukan suatu bangsa.
Menurut Sekretariat Presiden RI dalam artikelnya yang
berjudul Budaya Membaca untuk Kemajuan Bangsa, “Kesadaran kritis tumbuh melalui
budaya membaca yang pada akhirnya akan melahirkan masyarakat cerdas, berdaya
saing tinggi dan produktif. Kesejahteraan pun tinggal selangkah lagi.”
Oleh karena itu, guna mencapai kesejahteraan Indonesia,
diperlukan beberapa upaya untuk meningkatkan minat membaca masyarakat
Indonesia.
Minat membaca telah tumbuh pada seseorang ketika ada suatu
rangsangan atau stimulus dalam dirinya yang menyebabkannya muncul perasaan
tertarik, senang dan nyaman ketika sedang membaca. Hal tersebut terbentuk
karena orang tersebut tidak lagi secara terpaksa melakukan kegiatan membaca,
tetapi karena telah menjadi kebiasaan atau gaya hidupnya.
Gaya hidup masyarakatlah yang akan membentuk budaya membaca
yang baik di suatu negara. Untuk membentuk gaya hidup, diperlukan penanaman
kebiasaan sejak dini dan wadah yang tepat bagi anak untuk membentuk
kebiasaan adalah ketika berada di sekolah dasar.
“Budaya
membaca itu hadir karena ada kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca ada
jika ada rencana membaca secara rutin." (Anies Baswedan, 2017)
Namun, seiring dengan berkembang pesatnya kemajuan
teknologi, siswa SD sekarang ini lebih sering ditemui asik dengan gadget di
tangannya dibanding dengan buku-buku pelajaran atau dari perpustakaan. Siswa
mudah merasa bosan dengan teks yang panjang karena lebih terbiasa melihat
informasi disajikan dengan lebih cepat dan padat dengan tampilan yang menarik,
dengan warna dan animasinya. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya ditemui
siswa yang malas membaca teks yang diberikan pada pelajaran bahasa Indonesia
ataupun soal cerita pada pelajaran matematika.
Oleh karena itu, dibutuhkan usaha yang cukup keras untuk
mendongkrak minat baca siswa, meskipun dimulai dengan kebiasaan yang ringan dan
bacaan yang masih sederhana, contohnya menggunakan metode Glenn Doman. Dengan tetap
menggunakan teknologi, yaitu menggunakan gadget yang sudah tidak asing lagi di
tangan siswa SD, penulis ingin menyampaikan suatu ide yaitu Gamebook
Online Battle sebagai upaya untuk
menumbuhkan budaya baca di sekolah dasar.
METODE LITERATUR
Dalam analisis masalah artikel ilmiah ini, penulis menggunakan
metode literatur. Penulis menggunakan berbagai macam sumber pustaka dan data
sensus internet yang menjelaskan tentang rendahnya minat membaca masyarakat
Indonesia. Penulis juga menggunakan berbagai landasan teori yang dapat
mendukung ide Gamebook Online Battle sebagai upaya menumbuhkan budaya
baca di sekolah dasar. Untuk memperoleh data/informasi, penulis mengolah data
dari berbagai jenis sumber berita buku, jurnal, penelititan dan internet. Berbagai
macam sumber referensi yang ada menjadikan penulisan artikel ilmiah ini
berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN
You are
what you read. Anda adalah apa yang anda baca. Ungkapan
tersebut merupakan ungkapan yang berkaitan dengan kebiasaan membaca. Apa yang
sering anda baca akan mempengaruhi cara berpikir dan sudut pandang anda.
Sehingga membaca sangat mempengaruhi kualitas pendidikan seseorang.
Iqro.
Bacalah. Adalah satu kata yang merupakan kalam Allah yang pertama kali
disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi
wassalam. Begitu besarnya peran membaca dalam kehidupan, bahkan telah
disampaikan berjauh-jauh abad lamanya yaitu ketika turunnya pertama kali ayat
Al Qur’an pada Q.S. Al – Alaq ayat 1 – 5.
Menurut
riset UNESCO, indeks minat baca Indonesia 0,001 %. Artinya dari 1.000 penduduk
hanya 1 orang yang serius membaca (Syahruddin El-Fikri, 2015). Keadaan
memprihatinkan tersebut seharusnya membuat kita lebih bersemangat dalam
berupaya memajukan Indonesia dengan meningkatkan minat membaca masyarakat.
Menumbuhkan budaya yang baik seharusnya dilakukan sedari dini. Waktu yang tepat untuk menerapkan penanaman budaya tersebut
adalah saat masih duduk di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau bisa pada tingkatan
yang lebih rendah lagi dari itu. Madeleine Fitzpatrick (2010) menjelaskan
bahwa,
“Young children learn at an extremely rapid pace
– much faster than adults; much faster even than adults can imagine. The way to
keep a child’s attention is to move quickly.” – Anak kecil belajar dengan sangat cepat – lebih cepat
dari orang dewasa; bahkan lebih cepat dari yang orang dewasa mampu bayangkan.
Cara untuk menjaga perhatian anak adalah bergerak dengan segera atau sedini
mungkin.
Namun,
perkembangan teknologi yang maju pesat memiliki dampak negatif bagi siswa
sekolah dasar karena ketidakmampuannya dalam membagi waktu antara bermain gadget
dengan belajar atau sekedar membaca. Data dari survei 3 tahunan BPS mencatat
bahwa tingkat minat baca anak-anak Indonesia hanya 17,66 %, sementara minat
menonton mencapai 91,67 %. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kebiasaan
anak-anak yang sebagian besar siswa sekolah dasar adalah menonton, baik melalui
televisi, komputer, laptop, smartphone, maupun gadget lainnya. Pada
dasarnya, kebiasaan tidak bisa diganti tetapi dapat digantikan dengan kebiasaan
lain. Awalnya tubuh dan pikiran seacara alami akan menolak untuk melakukan
kebiasaan yang baru. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebosanan yang muncul
karena beralihnya makanan mata berupa tontonan menarik melalui gadget
menjadi teks panjang yang cukup memutar otak.
Kesulitan
menggantikan kebiasaan lama tersebut dapat disiasati dengan metode yang telah
teruji untuk beradaptasi dan membentuk perubahan menjadi kebiasaan.
“Kebiasaan
yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dibangun, tidak hanya membutuhkan satu
hari untuk mengubahnya” – Susan Powter
Menurut
Felix Siauw (2013) dalam bukunya How to Master Your Habits. Pembentukan
kebiasaan dimulai dari belajar, menerima, mempraktikan, terus mengulangi dan
akhirnya terbentuk kebiasaan. Kebiasaan membaca ditanamkan
kepada siswa secara bertahap dengan menggunakan metode Glenn Doman. Metode
Glenn Doman dikembangkan dengan memperhatikan kemampuan sensorik, dimana mata
dan telinga bekerja dalam membaca. Metode Glenn Doman merupakan metode yang
menarik dan menyenangkan untuk menstimulasi otak anak. Penerapan metode Glenn
Doman diterapkan dengan menggunakan flashcard berisikan gambar dan tulisan. Metode tersebut sebenarnya
digunakan untuk membantu anak berlatih membaca. Namun, tahapan-tahapan
bertingkat yang ada pada metode tersebut dapat diadaptasikan ke dalam upaya
menumbuhkan budaya baca di SD.
Ketertarikan siswa dengan gadget-nya dapat dimanfaatkan dengan memadukan metode Glenn Doman
dengan teknologi yang ditawarkan oleh smartphone. Di era global ini, smartphone bukan lagi sebatas alat bantu dalam pekerjaan kantor
orang-orang dewasa, namun juga dimanfaatkan anak-anak sebagi media hiburan.
Berbagai macam permainan tersaji dengan lengkap pada smartphone atau android, baik permainan yang menggunakan sistem daring
(online) ataupun bukan. Permainan
dengan menggunakan sistem daring (game online) sekarang ini menjadi hal yang lekat dalam kehidupan siswa
SD. Dengan melihat keadaan tersebut, memadukan teknologi dengan metode Glenn
Doman berpeluang dalam menarik minat baca siswa SD dengan ide Gamebook
Online Battle. Dengan
menggunakan Gamebook Online Battle, siswa belajar untuk menerima dan
mempraktikkan kegiatan membaca.
Gamebook
terdiri
dari kata game yang berarti permainan dan book yang berarti buku.
Gamebook dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi buku permainan. Gamebook
berisi tentang sebuah cerita fiksi yang memungkinkan pembaca untuk
berpartisipasi dalam cerita dengan membuat pilihan. Setiap pilihan biasanya
disajikan melalui penggunaan paragraf atau halaman bernomor. Setiap cabang
cerita berujung pada akhir cerita yang berbeda-beda. Salah satu contoh Gamebook
adalah Goosebumps.
Dengan
memperhatikan gaya belajar anak menurut Bobbi de Porter (2010) yaitu visual,
auditorial, kinestetik, Gamebook dikemas dengan kecanggihan teknologi
pada smartphone secara menarik baik dari segi visual dan auditorial. Sehingga
dapat menyesuaikan berbagai macam gaya belajar siswa.
Salah
satu game online yang sedang terkenal di kalangan siswa sekolah
dasar saat ini adalah Mobile Legends. Game tersebut merupakan
pencetus game MOBA (Mobile Online Battle Arena) pertama kali pada
android. Dengan mengadaptasi sistem pertandingan secara online (battle),
akan menarik minat siswa untuk berrmain Gamebook Online Battle.
Gamebook
Online Battle dirancang dengan memberikan quest atau
tantangan-tantangan untuk membaca suatu teks. Antar siswa akan berkompetisi
dalam menyelesaikan tantangan tersebut. Dengan sistem online, setiap
siswa dapat bersaing untuk membawa hero mereka meraih level tertinggi
dengan terus menyelesaikan quest berupa tantangan membaca. Dalam quest
tersebut, tantangan membaca yang diberikan tidak hanya berupa teks saja, namun
pada level tertentu akan diberikan quest berupa tantangan untuk menjawab
soal-soal yang berkaitan dengan teks sebelumnya. Sehingga, dapat terpantau
siswa yang benar-benar membaca atau hanya sekedar melewatinya.
Siswa
diharuskan mengamati dengan baik setiap teks yang diberikan. Dan sesuai dengan
teori Glenn Doman, teks tersebut harus diberikan mulai dari tingkatan termudah
menuju ke tingkatan sedang dan akhirnya berakhir pada tingkatan yang sulit.
Berbagai
kemampuan kecepatan membaca juga dapat dilatih dengan memberikan alokasi waktu untuk
membaca dalam setiap teks. Siswa dapat belajar berbagai kemampuan kecepatan membaca
reguler (lambat), skimming (melihat dengan cepat), scanning
(melihat sekilas), dan warp speed (kecepatan tinggi). Bahkan dengan
menggunakan sistem online model MOBA (Mobile Online Battle Arena),
siswa dapat belajar bekerja sama dalam suatu kelompok untuk suatu battle
melawan kelompok siswa lain.
KESIMPULAN
Minat baca
masyarakat Indonesia yang rendah, dapat ditingkatkan dengan membentuk gaya
hidup setiap individunya hingga menjadi suatu budaya masyarakat. Budaya
masyarakat lebih mudah dibentuk sedari dini, salah satunya adalah sejak anak
menginjak bangku sekolah dasar. Pengaruh perkembangan teknologi berupa gadget
smartphone memberikan dampak negatif kepada siswa SD yaitu kecanduan
dalam memainkan game online. Dampak negatif tersebut dapat dijadikan
peluang dengan memanfaatkan sistem game online dan memadukannya dengan ide
Gamebook yang dikemas secara menarik pada android. Sistem game online
model MOBA (Mobile Online Battle Arena) bahkan dapat diadaptasikan
ke dalam Gamebook tersebut sehingga permainan dan tantangan yang
dijalankan menjadi lebih menantang dan menarik. Dengan Gamebook Online
Battle, siswa membentuk kebiasaan membaca dengan cara menyenangkan. Ide Gamebook
Online Battle dapat dijadikan sabagai salah satu upaya untuk mendongkrak
minat baca siswa SD.
REFERENSI
Baswedan, Anies. (2016). Minat Baca Indonesia Ada di Urutan
ke-60 Dunia. (online). http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia
diakses pada hari Jumat, 13 Oktober 2017.
DePorter, Bobbi. (1999). Quantum Teaching. Boston: Allyn
and Bacon.
El-Fikri, Syahruddin. (2015). Menumbuhkan Minat Baca
Masyarakat. (online). http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/15/05/26/noyj6v-menumbuhkan-minat-baca-masyarakat
diakses pada hari Sabtu, 14 Oktober 2015.
Fitzpatrick, Madeleine. (2010). Teaching Your Baby to Read.
Cambridge: BrillKids. Inc.
Madya, Andi. (2015). Krisis Minat Baca, Indonesia Dalam
Masalah. (online). https://www.kompasiana.com/andimadyaputra/krisis-minat-baca-indonesia-dalam-masalah_5535a3d66ea8342512da42d2
diakses pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017.
McLaughlin, Mark. (2016). World’s Most Literate Nations Ranked.
New Britain: CCSU News Release.
Siauw, Felix. (2013). How to Master Your Habits. Jakarta: AlFatih
Press.
Widodo, Joko. (2016). Budaya Membaca untuk Kemajuan
Bangsa. (online). http://presidenri.go.id/berita-aktual/budaya-membaca-untuk-kemajuan-bangsa.html diakses pada hari Jumat, 13 Oktober 2017.